SAMARINDA.PATROLIHUKUMINDONESIA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Samarinda Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. menikmati sajian hiburan di Pentas Seni SDN 016 Sungai Pinang. Tapi yang membuatnya lebih terkesan ialah aneka kuliner yang terbuat dari bahan buah dan sayur lokal.
Jelang akhir semester ganjil, Sekolah Dasar (SD) di Samarinda ramai-ramai menggelar Pentas Seni (Pensi) sebagai output mata pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pada Sabtu, 14 Desember 2024, sedikitnya ada 6 SD di Samarinda yang melaksanakan agenda serupa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Samarinda Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. tentu menerima semua undangan itu. Ia lantas memilih SD Negeri 016 Sungai Pinang sebagai salah satu sekolah yang dihadiri. Hadir jelang jam 9 pagi, Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. di sambut Kepala Sekolah SD Negeri 016 Sungai Pinang Jamrut Maningsih dengan pengalungan selendang ulap doyo, dan persilakan duduk di tempat yang telah disediakan untuknya.
Lalu menyimak penampilan pidato dan pembacaan puisi bahasa Inggris dari 4 siswa di atas panggung. Tak lama berselang, ia memberikan sambutan dan sempat me-mention pertunjukan bahasa Inggris yang menurutnya perlu menjadi kebiasaan saat di lingkungan sekolah. Bukan hanya dilakukan oleh siswa yang mengikuti klub bahasa Inggris.
Kadisdikbud Kota Samarinda mengakhiri sambutannya dengan membuka Pentas Seni secara resmi. Lalu kembali ke kursinya untuk menikmati sajian tarian tradisional. Ia sedikit terkejut saat ditarik oleh beberapa penari untuk ikut serta, lalu berjalan menuju area menari dengan ragu-ragu. Namun sebentar saja, karena setelahnya ia beradaptasi dengan situasi, lalu mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti gerakan penari lain.
Sambangi Pameran Seni dan Stand Kuliner
Sembari acara terus berlangsung, Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. didampingi kepala sekolah, perwakilan guru, babinsa, komite, dan paguyuban melakukan tur mini di halaman sekolah. Dimulai dari stand pameran buah karya siswa dari kelas 1-6. Berlanjut ke 18 stand kuliner yang berjajar rapi dengan dekorasi unik masing-masing di teras sekolah. Di stand kuliner yang menjajakan aneka makanan dari labu kuning, jagung, singkong, pisang, dan kacang-kacangan. Kadisdik Asli Nuryadin berinteraksi dengan siswa yang menjaga stand. Lalu memilih satu menu dari setiap stand-nya.
Tur diakhiri dengan acara makan bersama. Di ruang kelas yang disulap menjadi ‘restoran kecil’, ada beberapa hidangan seperti sayur santan rebung labu kuning, urap, ikan asin goreng, ikan nila, hingga soto ayam. Ia menjatuhkan pilihan pada soto yang disantap tanpa nasi. Beberapa saat berikutnya, Kadisdikbud Kota Samarinda Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. menikmati soto di hadapannya sambil berbincang ringan dengan beberapa orang di ruangan itu. Sebelum meninggalkan sekolah untuk menuju acara serupa di sekolah lain. Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. menyempatkan melihat pertunjukan busana dari para siswa. Sampai di peserta terakhir, ia lantas berpamitan meninggalkan area sekolah.
Terkesan dengan Kulinernya
Dr. H. Asli Nuryadin, S.Pd., M.M. secara umum mengapresiasi pagelaran Pentas Seni SDN 016 Sungai Pinang yang menghibur dalam situasi yang tertib. Dia bisa melihat hasil kreativitas dari siswa, guru, dan orang tua dalam satu acara.
Lalu secara khusus, ia mengaku puas dengan stand kuliner yang dibuat paguyuban setiap kelas. Karena bahan pangan dari sayur dan buah berhasil disulap menjadi olahan makanan yang menarik. Sehingga mengundang minat siswa untuk membelinya.
“Seperti yang saya katakan tadi (di sambutan), salah satu penyebab penyakit itu dari asupan makanan. Nah, jika makanan dengan bahan segar dan bergizi tinggi dibuat dalam bentuk yang menarik, maka anak-anak tertarik memakannya karena enak tapi sekaligus bergizi.”
“Dan karena makanan dibuat oleh orang tua siswa sendiri, jadi kandungannya lebih terkontrol. Mereka tentu tidak menggunakan zat pengawet, pemanis, ataupun pewarna buatan yang tidak aman.” “Nanti program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sebenarnya konsepnya sama,” ungkapnya.
Yang kemudian membuatnya lebih terkesan ialah olahan makanan yang variatif itu, dibuat dari bahan-bahan lokal. Kreativitas semacam ini ia harapkan bisa menjadi kebiasaan di masyarakat. “Itu yang penting. Karena anak-anak itu melihat bentuknya, tidak dalamnya.
Nah bagaimana kita mengedukasi makanan yang cocok dengan anak-anak kita. Saya kira bagus sekali. Saya ucapkan terima kasih minimal (makanan) yang tidak kita inginkan bisa tereliminasi,” lanjutnya. Kurangi Produksi Sampah Hal lain yang menjadi perhatian Asli ialah makanan-makanan itu disajikan dalam wadah tertentu. Sehingga tidak menggunakan plastik sekali pakai. “Tadi saya tanya beberapa siswa dan guru, makanan itu dibawa dari rumah pakai tempat masing-masing. Berarti sampahnya otomatis udah berkurang, karena tidak mungkin mereka membuang tempat makanan itu.”
“Sehingga beban di sekolah atau petugas sampah bisa berkurang. Dan barang-barang bekas yang tidak terurai seperti plastik sebenarnya bisa bermanfaat, bisa bernilai, value-nya ada, paling tidak rasa memiliki rasa memanfaatkan, rasa cinta terhadap produk lokal ada di anak-anak kita, termasuk perhatian mereka pada sampah. Ya memang barang bekas, tapi kalau diuraikan bisa bernilai paling tidak mengurangi sampah,” pungkasnya.
Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua
Terpisah, Kepala SDN 016 Sungai Pinang Jamrut Maningsih menjelaskah bahwa acara ini dilaksanakan usai ujian semester sebagai salah satu praktikum P5.
Selain bangga Pentas Seni berlangsung lancar, ia juga mengaku senang dengan kolaborasi yang diciptakan oleh siswa, guru, dan orang tua murid dalam menyiapkan acara ini.
Ia berharap kebersamaan dan sikap saling mendukung ini terus berlanjut. Dan tujuan-tujuan dari Pentas Seni tercapai. “Di Pentas Seni ini kami menghadirkan tari-tarian tradisional dari siswa dan para guru. Fashion show menggunakan kostum yang dibuat dengan bahan daur ulang. Juga ada keterlibatan paguyuban untuk membuat stand kuliner yang mengolah bahan pangan lokal seperti buah dan sayur,” ujarnya. “Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kreativitas anak didik, serta mengenalkan kebudayaan Indonesia. Selain itu, siswa juga harus bekerja sama menampilkan pertunjukan. Secara tidak langsung, kami ingin menumbuhkan kemandirian, cinta Tanah Air, serta kerja sama, seperti nilai-nilai Pancasila,” imbuhnya.
Diakhir kegiatan yakni penyerahan piala dan piagam serta uang pembinaan untuk juara Best Costume Fashion Show, juara I, II dan III Fashion Show, juara I, II dan III Stand pameran orang tua murid. (Mur/ens/dra)