Batam – Sebagian warga Ruli (rumah liar) Purna Yuda kebun masih bertahan, tidak mau pindah ke lokasi KSB yang ditunjuk oleh PT LMP (Langgeng Maju Prakarsa).
Hal ini diketahui oleh desas-desus yang berkembang di masyarakat, bahwa banyak kejanggalan yang terjadi di lapangan.
“Saya sendiri bertahan, karena memang uang paku yang saya terima hanya 3 juta, sementara dari perusahaan berbeda jumlahnya,” ungkap Yulius, salah satu warga Purna Yudha kebun kepada wartawan, Rabu (24/4).
Ia menjelaskan, bahwa alasan ia masih bertahan juga, karena adanya arahan dari petugas BP Batam bagian KSB, bahwa jangan buru-buru bongkar rumah sebelum mengetahui kejelasan KSB yang ditunjuk PT LMP di Kampung Jabi.
“Saya bukan tidak mau pindah, kalau lahannya jelas, saya pindah, sementara, dari pihak BP Batam menjelaskan bahwa lahan KSB di Kampung Jabi itu masuk PL kampung tua, Mereka juga sarankan bahwa warga jangan buru-buru bongkar rumah sebelum mengetahui legalitas KSB tersebut,” jelasnya kepada wartawan media ini.
Sementara itu, diketahui ada sekitar belasan rumah yang masih bertahan dan belum mendapatkan KSB. Dan yang dapat KSB ada sekitar 12 rumah, dan yang pindah hanya sekitar 9 rumah.
Warga yang tidak mau pindah dan yang belum mendapatkan KSB beralasan, bahwa sampai saat ini, pihak perusahaan tidak pernah turun ke warga untuk bicarakan tawaran harga dan lain-lain.
“Kami masih belum mendapat KSB karena sampai hari ini,pihak perusahaan belum turun ke warga bicarakan harga ke kami, sementara yang sudah dapat KSB dan mau pindah, mereka jumpa pihak perusahaan diluar, bukan di sini,” ujar sumber dari warga Ruli Purna Yuda kepada media ini, yang tidak mau namanya disebut.
“Setelah jumpa pihak perusahaan diluar, mereka mendapatkan haknya uang paku 3 juta dan 2 kavling. Sementara kami yang belum dapat KSB ini menunggu pihak perusahaan turun kesini jumpai kami,” tambah sumber itu lagi.
Sementara, warga lain yang ikut berkomentar mengatakan, bahwa mereka juga sudah mendengar sendiri informasi mengenai jumlah uang paku dari perusahaan yang diterima warga tidak sesuai.
“Kami tau bang, informasi yang kami terima dari sumber terpercaya, bahwa uang paku dari perusahaan bukan hanya 3 juta, tapi lebih. Oleh karena itu, kami menunggu pihak perusahaan untuk bicarakan hak kami, agar kami segera pindah,” ungkap warga tersebut.
Pantauan wartawan di lokasi, alat berat sudah bergerak melakukan clearing disamping ruli Purna Yuda, tapi masih belum masuk lokasi karena warga yang mau pindah belum bongkar rumah. (Tim)